Setelah sekian lama blog ini menganggur , untuk malam ini saya akan memposting beberapa tulisan mengenai suatu hal yang sangat diinginkan sekelompok orang diluar sana . AKREDITASI merupakan satu kata keramat buat para calon alumnus suatu perguruan tinggi . karena itu merupakan salah satu faktor untuk bersaing mendapatkan lapangan kerja . tetapi tidak semua pihak yang sadar akan pentingnya hal ini . ketidaksadaran itu bisa disebabkan karena ketidak pahaman tetntang akreditasi tersebut . akan terlihat BODOH ketika mereka berteriak "KAMI MAU AKREDITASI A DAN HARUS SEGERA !! " padahal mereka tidak peham akan hal itu. untuk itu saya mencoba berbagi sedikit pemahaman tentang akreditasi semoga dapat membantu kawan-kawan sekalian .
Akreditasi adalah proses evaluasi dan penilaian mutu institusi atau program studi yang dilakukan
oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan standar mutu yang telah
ditetapkan, atas pengarahan suatu badan atau lembaga akreditasi mandiri di luar
institusi atau program studi yang bersangkutan; hasil akreditasi merupakan
pengakuan bahwa suatu institusi atau program studi telah memenuhi standar mutu
yang telah ditetapkan itu, sehingga layak untuk menyelenggarakan
program-programnya.
Akreditasi
dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga
pendidikan (dalam hal ini pendidikan tinggi) oleh pihak di luar lembaga
pendidikan itu sendiri. Mengingat adanya berbagai pengertian tentang hakikat
perguruan tinggi (Barnet, 1992) maka kriteria akreditasi pun dapat
berbeda-beda. Barnet menunjukkan, bahwa setidak-tidaknya ada empat pengertian
atau konsep tentang hakikat perguruan tinggi :
1. Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya.
2. Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota staf. Ukuruan masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah staf yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional), atau jumlah dana yang diterima oleh staf dan/atau oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian, ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat (peer group).
3. Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien. Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya (throughput) semakin besar.
4. Perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggi pengkayaan kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi.
1. Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya.
2. Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota staf. Ukuruan masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah staf yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional), atau jumlah dana yang diterima oleh staf dan/atau oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian, ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat (peer group).
3. Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien. Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya (throughput) semakin besar.
4. Perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggi pengkayaan kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi.
Pengembangan
akreditasi program studi merujuk kepada:
1. Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 60 dan 61).
2.
Undang-Undang
RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 47).
3.
Undang-Undang
RI Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan.
4.
Peraturan
Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Pasal
86, 87 dan 88).
5.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 28 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi.
No comments:
Post a Comment